HARI – HARI BERDEVOSI

Fratres, sepanjang sejarah Gereja menerima wahyu pribadi (Otentik) , walaupun tidak menambah atau mengurangi Wahyu yang definitif dari Kristus sendiri. Dari tradisi kesalehan umat setempat maupun dari wahyu pribadi lahirlah bentuk kebaktian atau yang disebut dengan devosi.

Devosi adalah suatu sikap bakti yang berupa penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan kehendak-Nya sebagai perwujudan cinta kasih, Atau yang lebih lazim: devosi adalah kebaktian khusus. kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu: devosi kepada sengsara Yesus, devosi kepada Hati Yesus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi kepada Maria, dan lain-lain.

Tujuan dari devosi antara lain:

  1. menggairahkan iman dan kasih kepada Allah;
  2. mengantar umat pada penghayatan iman yang benar akan misteri karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus;
  3. mengungkapkan dan meneguhkan iman terhadap salah satu kebenaran misteri iman;
  4. memperoleh buah-buah rohani.

Tahukah fratres dari hari senin sampai hari sabtu Gereja mendedikasikan suatu devosi kepada Allah dan Para Kudus?

  • Hari Senin

Gereja mendedikasikan hari senin kepada Allah Roh Kudus dan  untuk jiwa – jiwa di api penyucian. Praktik devosi ini dilakukan sebagai permohonan kepada  Roh Kudus untuk menganugerahkan kekuatan di hari hari yang akan dipadati dengan aktivitas. Hari senin juga mengajak kita untuk mengingat saudara/i yang sudah mendahului kita. Kita diingatkan untuk selalu mendoakan mereka

  • Hari Selasa

Hari selasa didedikasikan kepada Para Malaikat Kudus. Praktik devosi ini belum ditemukan referensinya. Allah memberikan malaikat pelindung kepada setiap orang, hal ini tercatat dalam kisah Tobit dan Malaikat Rafael. Kitab Keluaran juga mencatat Allah mengutus malaikatNya untuk melindungi seseorang dalam perjalanan. “Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan” (Keluaran 23:20).

  • Hari Rabu

Tanggal 19 maret sepanjang tahun, Gereja merayakan Pesta St. Yosep yang diyakini sebagai hari kematiannya. Pesta ini ditetapkan pada abad ke-15 dan diperluas ke seluruh Gereja oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1621. Pada 8 Desember 1870, Paus Pius IX menaikkan tingkat perayaan dari tingkat pesta menjadi Hari Raya. Gereja juga mendedikasikan bulan Maret sebagai bulan St. Yosep. Di samping itu, kebiasaan saleh mendedikasikan hari rabu setiap minggu untuk menghormati St Yosep.

  • Hari Kamis

Pada 8 September 1264 oleh Paus Urbanus VI melalui Bulla Transiturus de hoc mundo menetapkan Hari Kamis sesudah HR Tritunggal Maha Kudus sebagai HR Tubuh dan Darah Kristus (Gereja Katolik Indonesia memindahkannya ke hari Minggu supaya dapat dihadiri umat beriman). Penetapan hari raya ini banyak berkaitan dengan peristiwa mukjizat yang terjadi di Orvieto dan Bolsena. Praktik kesalehan pun dilakukan berbagai macam; salve atau adorasi, litani Sakramen Maha Kudus serta doa lainnya berhubungan dengan Tubuh dan Darah Kristus. Tubuh dan Darah Kristus menjadi jantung bagi Gereja, olehNya Gereja senantiasa menjadi terang bagi dunia.

  • Hari Jumat

Gereja mendedikasikan hari jumat kepada Hati Yesus yang Maha Kudus. Misa jumat pertama menjadi familiar bagi umat Katolik. “Aku berjanji demi Hati-Ku yang penuh belas kasihan, bahwa kuasa kasih-Ku akan menganugerahkan kepada mereka yang menerima Komuni pada hari Jumat Pertama selama sembilan bulan berturut-turut, rahmat pertobatan terakhir; mereka tidak akan meninggal dalam keadaan melukai Hati-Ku, pun tanpa menerima Sakramen-sakramen terakhir; Hati-Ku akan menjadi tempat perlindungan yang aman pada saat kematian mereka.” Ucap Yesus kepada St. Margareta Maria Alacoque, salah satu dari dua belas janji Yesus kepada mereka yang berdevosi kepada hati kudusNya.

Gereja juga mendedikasikan setiap hari jumat sepanjang tahun (kecuali bertepatan hari Raya atau Pesta) berpantang untuk mengenang kisah sengsara Yesus.

  • Hari Sabtu

Gereja mendedikasikan hari sabtu kepada Hati Maria yang tidak bernoda. Awal devosi ini dipraktikkan karena penampakan kudus Bunda Maria dari Fatima kepada tiga anak kecil ; Jacinta, Francesco, dan Lucia. Pada tanggal 13 Juli 1917, Bunda Maria memperlihatkan kepada mereka suatu penglihatan yang amat mengerikan tentang neraka dan berkata: “Kalian telah melihat neraka, ke mana jiwa-jiwa para pendosa yang malang itu akan pergi. Untuk menyelamatkan mereka, Tuhan menghendaki agar di dunia diadakan devosi kepada Hati-ku Yang Tak Bernoda. Aku akan datang untuk meminta Komuni pemulihan pada hari Sabtu Pertama.”

Gereja menganjurkan para Imam untuk mempersembahkan Misa votif setiap hari sabtu (terutama hari sabtu pertama dalam bulan) jika pada hari  bersangkutan tidak ada hari-hari raya, pada hari-hari Minggu Masa Adven, Masa Prapaskah dan Masa Paskah, pada hari-hari dalam Oktaf Paskah, pada Peringatan Arwah Semua Orang Beriman, dan pada Hari Rabu Abu serta hari-hari dalam Pekan Suci.

Sebagai penutup artikel ini, ternyata Gereja Timur ( Byzantine dan Maronite) juga mendedikasikan hari senin sampai hari Sabtu untuk Allah dan Para Kudus.

harrr

Klik gambar untuk menuju websitenya

Refernsi:

http://sekretariat-komlit-kwi-021-aktual.blogspot.com/2012/06/misa-votif.html

http://www.indonesianpapist.com/2010/08/hari-raya-tubuh-dan-darah-kristus.html

http://www.prayerbook.com/Devotions/Joseph/stjoseph.htm

imankatolik.or.id

katolisitas.org

http://www.fisheaters.com/week.html

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s