MENGAPA MENGAKU DOSA KEPADA IMAM?

Sahabat Yesus yang terkasih,

Seperti pada artikel sebelumnya (Klik), kekudusan merupakan panggilan setiap umat Kristiani. Panggilan ini menjadi hidup dan berkembang jika disertai dengan penyadaran akan kehendak Tuhan dalam diri kita, juga semangat memperbaharui diri dalam pertobatan. Tentunya akan menghasilkan buah yang berlimpah jika pertobatan itu dibantu dengan rahmat Allah. “Pertobatan adalah usaha sesaat. Pengudusan adalah usaha untuk seumur hidup.” ― St. Josemaría Escriva

Lalu apa hubungannya kekudusan dan pertobatan dengan mengaku dosa? Mengakui dosa berarti jujur dengan diri sendiri dan juga kepada Tuhan. Mengakui dosa berarti menyadari ketidakberdayaan diri kita terhadap kesenangan dan kenikmatan sesaat yang duniawi. Mengakui dosa berarti kita membutuhkan pertolongan yang menopang, menuntun, dan yang menyertai. Pengakuan dosa membutuhkan suatu niat, yaitu berusaha untuk tidak jatuh lagi dalam dosa, ini disebut dengan bertobat. Tentu Suatu niat akan berbuah manis jika kita meminta rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan lah yang membantu kita berjuang juga menguduskan kita.

Namun seringkali kerapuhan diri membawa kembali kepada kehidupan dosa. Seolah – olah hanya dosa saja menjadi tamu spesial yang sering menunggu diambang pintu. Padahal Tuhan setiap saat megetuk pintu, namun kita jarang membukakannya. Dosa bagaikan sebuah gunting yang memutuskan tali. Jatuh dalam dosa merusak bahkan memutuskan relasi / hubungan kita dengan Tuhan. Maka perlu untuk mengakui dosa secara rutin, agar rahmat Tuhan terus memperbaharui hidup.

Baca juga Sia – siakah Rutin Menerima Sakramen Tobat?

Sebagai seorang Kristen Katolik, kita memiliki sarana untuk memperoleh pengampunan dosa itu, yaitu Sakramen Tobat. Mengakui dosa kita kepada imam yang bertindak atas nama Kristus. Dengan menerima Sakramen tobat, kita diperdamaikan kembali dengan Allah, berdamai kembali dengan Gereja. Mungkin diantara kita ada yang bertanya “mengapa harus mengaku dosa kepada imam? Kan bisa ngaku dosa dengan Tuhan sendiri”. Tentu saja setiap pribadi dapat mengakui dosa kepada Tuhan Yesus, tidak ada yang melarang hal ini, bahkan Gereja pun tidak melarang. Jika tidak dilarang, bukannya tidak perlu mengaku dosa kepada imam? perlu! Sangat perlu bahkan harus. Pengakuan dosa merupakan praktik yang Yesus perintahkan kepada para rasul. Allah sendiri mengkehendaki pengampunan dosa ini diberikan oleh para Rasul (Para Uskup adalah pengganti para Rasul), dan hal ini diteruskan oleh para imam sebagai rekan kerja Uskup yang menerima tahbisan imamat yang tak terputuskan dari zaman para rasul hingga sekarang. Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.  Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20: 22-23). Para rasul menjadi menyalur rahmat dan pengampunan dari Allah itu sendiri. Mereka melaksanakan kuasa pengampunan dosa ini atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Bukankah Yesus menjadi satu – satunya perantara bagi manusia? mengapa masih memerlukan Imam dalam hal ini untuk memperoleh pengampunan dosa? Ini sering dipertanyakan oleh saudara/i kita yang tidak memiliki sakramen tobat. Adalah benar bahwa Yesus menjadi perantara bagi kita kepada Allah. Namun ketika kita melihat dalam perjanjian lama, seseorang yang jatuh dalam dosa harus meminta kepada imam untuk mempersembahkan korban tebusan bagi dirinya agar memperoleh pengampunan dosa dari Allah (bdk. Im 19:20-22). Dalam perjanjian baru pun, ketika Yesus menyembuhkan orang sakit kusta, Ia meminta mereka segera menemui imam agar dinyatakan sudah tahir. (bdk. Luk 17:12-14)(referensi). Allah tetap menggunakan perantara yang bagiNya untuk menyalurkan rahmat. Dalam pembahasan kita mengenai dosa, dalam hal ini Allah menyalurkan pengampunan / kerahimanNya lewat para imam. Yesus sang pendiri Gereja Katolik, menjamin kemurnian iman Kekristenan, memberikan wewenang kepada St. Petrus untuk mengikat dan melepas segala perkara / hal yang ada didunia, mengenai ini juga termasuk dalam hal dosa. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Mat 16:19). Sakramen tobat memberikan kedamaian, ketenangan suara hati, penghiburan rohani dan bertambahnya kekuatan untuk berjuang dalam kehidupan Kristen. . Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yoh 1:9)

Selanjutnya, Gereja Katolik sebagai penjaga iman Kristen mengajarkan dalam KKGK  no. 304 “Semua dosa berat yang belum diakukan yang disadari melalui pemeriksaan batin yang teliti HARUS dibawa ke dalam Sakramen Tobat. Pengakuan dosa-dosa berat merupakan satu-satunya cara yang biasa untuk mendapatkan pengampunan.” Dosa harus dilepaskan agar jiwa memperoleh kedamaian. “Mereka yang menerima Sakramen Tobat memperoleh pengampunan dari belas kasihan Allah atas penghinaan mereka terhadap-Nya; sekaligus mereka didamaikan dengan Gereja, yang telah mereka lukai dengan berdosa, dan yang membantu pertobatan mereka dengan cinta kasih, teladan serta doa-doanya” (LG 11)

Jangan menunda untuk menerima Sakramen tobat! Jangan malu menerima sakramen tobat. Allah sangat mengasihi kita dan selalu membuka kerahiman kepada umatNya yang datang mengakui dosa melalui para imamnya yang bertindak sebagai Kristus (in persona Chirsti). JANGAN sia – siakan belas kasih Allah ini. Sebab tiada jaminan bagi mereka untuk kehidupan kekal jika mati dalam dosa berat. Mati dalam dosa berat, tanpa menyesalkannya dan tanpa menerima cinta Allah yang berbelas-kasihan, berarti tinggal terpisah dari-Nya untuk selama-lamanya oleh keputusan sendiri secara bebas. Keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah dan dengan para kudus ini, dinamakan “neraka”( KGK No. 1033) Jiwa orang-orang yang mati dalam keadaan dosa berat (Tidak mau menerima / menunda – nunda sakramen pengampunan dosa), masuk langsung sesudah kematian ke dunia orang mati, di mana mereka mengalami siksa neraka, “api abadi” (KGK No. 1035). Bagaimana caranya memperoleh pengampunan dari Allah? Temui imam dan akui dosa!

Lakukanlah perintah Yesus. Ayo mengaku dosa!

Tinggalkan komentar