MENGAPA MENGAKU DOSA KEPADA IMAM?

Sahabat Yesus yang terkasih,

Seperti pada artikel sebelumnya (Klik), kekudusan merupakan panggilan setiap umat Kristiani. Panggilan ini menjadi hidup dan berkembang jika disertai dengan penyadaran akan kehendak Tuhan dalam diri kita, juga semangat memperbaharui diri dalam pertobatan. Tentunya akan menghasilkan buah yang berlimpah jika pertobatan itu dibantu dengan rahmat Allah. “Pertobatan adalah usaha sesaat. Pengudusan adalah usaha untuk seumur hidup.” ― St. Josemaría Escriva

Lalu apa hubungannya kekudusan dan pertobatan dengan mengaku dosa? Mengakui dosa berarti jujur dengan diri sendiri dan juga kepada Tuhan. Mengakui dosa berarti menyadari ketidakberdayaan diri kita terhadap kesenangan dan kenikmatan sesaat yang duniawi. Mengakui dosa berarti kita membutuhkan pertolongan yang menopang, menuntun, dan yang menyertai. Pengakuan dosa membutuhkan suatu niat, yaitu berusaha untuk tidak jatuh lagi dalam dosa, ini disebut dengan bertobat. Tentu Suatu niat akan berbuah manis jika kita meminta rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan lah yang membantu kita berjuang juga menguduskan kita.

Baca lebih lanjut

SAKRAMEN TOBAT DAN RITUS TOBAT DALAM MISA

Saudara/i terkasih dalam Kristus Tuhan,

Sebagai orang yang dipanggil untuk menjadi murid – murid Tuhan Yesus, pertama – tama untuk memperoleh pengampunan dosa serta menjadi resmi sebagai anggota Gereja tentu menerima Sakramen baptis. Melalui Sakramen baptis, kita dijadikan sebagai anak – anak Allah yang berhak mewarisi kerajaan Allah. Seperti dikatakan, baptis itu sendiri mendatangkan pengampunan dosa, baik dosa asal maupun dosa pribadi yang dilakukan sebelum peristiwa pembaptisan. Namun ada hal yang tidak dihapus dari kita, yaitu kelemahan kodrat manusia dan kecendrungan kepada dosa (konkupisensi). Oleh karena itu, Yesus Kristus menetapkan Sakramen tobat bagi mereka yang terbaptis namun dalam perjalanan hidupnya dengan suka rela memisahkan diri dengan Allah (dosa). (bdk. KKGK pert. 297)

Baca lebih lanjut

KOMUNI SPIRITUAL

Fratres,

Kita tahu bahwa dalam keadaan dosa berat atau tidak berahmat, tidak diperkenankan menerima komuni kudus (Menerima roti dan anggu yang sudah dikonsekrasi oleh Imam) sebagaimana tercantum dalam Kitab Hukum Kanonik: “Kan. 916 – Yang sadar berdosa berat, tanpa terlebih dahulu menerima sakramen pengakuan, jangan merayakan Misa atau menerima Tubuh Tuhan, kecuali ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mengandung niat untuk mengaku sesegera mungkin.” Ataupun disuatu tempat tidak dirayakan Misa kudus dan juga tidak ada upacara pembagian komuni dalam ibadat [Tidak difokuskan / dibahas dalam artikel ini]. <baca juga 5 HAL UMUM YANG TIDAK MEMPERKENANKAN SESEORANG MENERIMA EKARISTI>

Baca lebih lanjut

HABIS KOMUNI – PULANG?

Sahabat Yesus yang terkasih,

Tahukah bahwa kata “Misa” diambil dari Ritus penutup perayaan Ekaristi, “Ite, Missa est“. Merupakan berasal dari bahasa latin “Missa”, yang secara harafiah diartikan sebagai “pergi berpencar”, atau “diutus”. Oleh karena itu setiap akhir Misa, Imam ataupun oleh Diakon mengucapkan “Marilah pergi, kita diutus!“.

Namun bukan hal ini yang ingin kita bahas (walaupun akan menyinggung makna perutusan), melainkan: Menerima Komuni kudus  tanpa mengikuti doa sesudah komuni, bahkan ritus penutup (Berkat dan perutusan). Tidak jarang hal ini terjadi dalam setiap Misa di Gereja Katolik. Tentunya sangat memprihatinkan, dan tidak baik, karena bagaikan kita menghadiri suatu pesta, makan, dan pulang tanpa berpamitan dengan tuan pesta. Maka ada juga “meme” menarik yang menyindir umat yang meninggalkan gereja setelah menerima komuni, isinya “Menerima komuni langsung pulang? Yudas Iskariot yang pertama melakukannya lho!”.

Baca lebih lanjut

SUDAH BERAPA LAMA “TIDAK MENGAKU DOSA?”

Satu hal yang istimewa ketika anda dan saya menjadi seorang Katolik adalah dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Kekudusan itu datang dari Allah dan Ia mencurahkannya lewat GerejaNya yang menjadi sumber pengudusan dalam perayaan – perayaan Sakramen, Sakramentalia serta sarana devosi lainnya.

Sakramen Tobat adalah salah satu dari tujuh sakramen yang mendatangkan kekudusan dan rahmat. Sakramen Tobat merupakan tanda kasih Allah kepada umatNya. Ia memperdamaikan seorang pendosa dengan diriNya dan juga terhadap Gereja. Gereja telah diberi kuasa oleh Kristus untuk mengampuni, mengikat dan melepas dosa seseorang (Yohanes 20:23) Melalui Sakramen Tobat, kita beroleh pengampunan dosa dari Allah lewat tindakan sang Imam sebagai In Persona Christi.

Baca lebih lanjut