SEJARAH ALTAR

Jika kita berkunjung ke Gereja kuno, kita akan mendapati sebuah altar lama (jika tidak dihancurkan) dimana “menuntut” seorang Imam mempersembahkan Misa menghadap ke timur. Mengapa menghadap ke timur?

Walau tradisi ini sudah jarang dipraktekkan pada zaman sekarang, tetapi perlu kita  ketahui juga mengapa dulu umat dan Imam merayakan Misa menghadap ke timur. TERNYATA memiliki landasan perjalanan sejarah dan  teologis!

Baca lebih lanjut

KEAGUNGAN MISA

Misa adalah Ibadat tertinggi Gereja kepada Allah yang Maha Kudus. Gereja tiada henti untuk terus mempersembahkan kurban dalam Liturgi kudus. Liturgi merupakan upaya yang sangat membantu kaum beriman untuk dengan penghayatan mengungkapkan Misteri Kristus serta hakekat asli Gereja yang sejati, serta memperlihatkan itu kepada orang-orang lain, yakni bahwa Gereja bersifat sekaligus manusiawi dan Ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan, penuh semangat dalam kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk kontemplasi, hadir di dunia namun sebagai musafir….. Maka Liturgi sekaligus secara mengagumkan menguatkan tenaga mereka untuk mewartakan Kristus, dan dengan demikian menunjukan Gereja kepada mereka yang diluarnya sebagai tanda yang menjulang diantara bangsa-bangsa( ). Dibawah tanda itu puter-putera Allah yang tercerai berai dihimpun menjadi satu( ), sampai terwujudlah satu kawanan dan satu gembala( ). (SC. 2)

Baca lebih lanjut

IBADAT COMPLETORIUM

Ibadat Completorium atau ibadat penutup dibuka dengan rumusan seperti yang ada di ibadat pagi. Setelah pembukaan, dilakukan pemeriksaan batin.  Dalam perayaan bersama, pemeriksaan batin dapat disusul dengan doa tobat sepeti dalam Misa, seperti doa Saya Mengaku, atau menggunakan rumusan baku lainnya. Doa tobat disusul dengan absolusi: “ Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan menghantar kita ke hidup yang kekal. Amin

Kemudian madah menyusul yang terdapat pada dalam lingkaran satu pekan.Seperti biasa, setelah mazmur diteruskan dengan pendarasan mazmur yang terdapat pada lingkaran satu pekan, begitu juga dengan bacaan singkat. Kemudian lagu singkat sebagai berikut:

Baca lebih lanjut

IBADAT SIANG ( TERTIA, SEXTIA, DAN NONA)

Ibadat siang dibuka dengan pembukaan sesuai rumusan yang ada di ibadat pagi.Seperti biasanya sesudah pembukaan dilanjutkan dengan madah yang diambil dari lingkaran satu pekan.Sesudah madah, diadakan Mazmur yang ada di lingkaran empat pekan atau rumus tambahan.Yang melakukan satu kali ibadat siang (Ibadat siang ada tiga kali), mengambil mazmur dari lingkaran empat pekan.Kalau diadakan lebih dari satu kali ibadat siang, maka untuk yang satu menggunakan atau diambil dari lingkaran empat pekan, dan yang satunya dari rumus tambahan.Pada hari raya, mazmur selalu diambil dari rumus tambahan, tetapi jika hari raya jatuh pada hari minggu, diambil dari Mazmur hari minggu dalam pekan pertama.Kalau untuk ibadat pagi disediakan antifona khsus, dapat dipakai untuk ibadat siang juga.

Baca lebih lanjut

IBADAT LAUDES

Ibadat Laudes atau disebut ibadat pagi dilakukan saat bangun tidur atau jam pagi. Ibadat pagi dibuka dengan sebagai berikut:

Pemimpin:       Ya Allah, bersegeralah menolong aku

Umat:              Tuhan perhatikanlah hamba-Mu

Lalu dilanjutkan dengan doa Kemuliaan dan diakhiri dengan pengucapan Alleluia. Pada masa prapaska, Alleluia tidak diucapkan.

Baca lebih lanjut

IBADAT MATUTINUM

Ibadat Matutinum atau Ibadat Bacaan dapat dilakukan pada jam berapapun. Ibadat Bacaan terdapat bacaan Sabda untuk tahun I dan tahun II.Cara untuk membedakan suatu tahun menggunakan bacaan tahun I atau II adalah dengan melihat apakah tahun tersebut ganjil atau genap.Jika ganjil maka tahun I, genap tahun II.Pergantian bacaan singkat tahun I atau II terhitung dari mulainya masa Adven.Jika tahun ini genap, maka ketika memasuki masa adven kita langsung menggunakan bacaan singkat tahun I, begitu juga sebaliknya.
Baca lebih lanjut

PEMBUKAAN IBADAT HARIAN

Pembukaan ibadat harian adalah ritus yang mutlak dilakukan untuk mengawali Ibadat lainnya. Ritus ini pada umumnya dilakukan pada Ibadat Matutinum atau Ibadat Laudes ( Jika pembukaan ibadat harian dilakukan pada ibadat matutinum, maka ibadat Laudes tidak perlu lagi Ibadat pembukaan, begitu juga dengan ibadat lainnya).

Ibadat Pembukaan selalu diawali dengan doa sambil melakukan tanda salib:

Pemimpin:       Ya Tuhan Sudilah membuka hatiku.

Umat:              Supaya mulutku dapat mewartakan pujianMu.

Baca lebih lanjut

SEJARAH IBADAT HARIAN

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Kehidupan Umat Kristen Katolik tidak terlepas dari aktivitas berdoa. Berdoa adalah sarana untuk berbicara kepada Allah Tritunggal Maha Kudus baik berisi Pujian, Syukur, Permohonan, dan sebagainya. Doa tidak dapat terlepas dari kehidupan umat Katolik sendiri!. Gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohonkan keselamatan seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, melainkan dengan cara-cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian.

Baca lebih lanjut