Lima Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Menerima Komuni

Saudara/i terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,

“Sakramen yang terluhur ialah Ekaristi mahakudus, di dalamnya Kristus Tuhan sendiri dihadirkan, dikurbankan dan disantap, dan melaluinya Gereja selalu hidup dan berkembang. Kurban Ekaristi, kenangan wafat dan kebangkitan Tuhan, di mana Kurban salib diabadi-kan sepanjang masa, adalah puncak seluruh ibadat dan kehidupan kristiani dan sumber yang menandakan serta menghasilkan kesatuan umat Allah dan menyempurnakan pembangunan tubuh Kristus. Sedang-kan sakramen-sakramen lain dan semua karya kerasulan gerejawi melekat erat dengan Ekaristi mahakudus dan diarahkan kepadanya.” Begitu indahnya rumusan yang diuraikan pada Kitab Hukum Kanonik mengenai Sakramen Ekaristi (No. 897). Sakramen-sakramen Gereja saling mengikat dan berpaut pada Ekaristi.

Begitu agung dan luhurnya Ekaristi, diaturlah tata cara perayaannya sedemikian indah seraya tidak melupakan partisipasi aktif umat beriman. Oleh sebab itu, hal-hal yang perlu kita ketahui dan siapkan sebelum menyambut komuni adalah sebagai berikut:

Baca lebih lanjut

Mengapa Misa Dalam Bahasa Latin?

Fratres,

Sebenarnya pada masa pontifikat Paus St. Yohanes Paulus II, Misa Latin Tradisional atau Misa forma extraordinaria sudah diizinkan, sebelumnya pontifikat beliau pun tidak pernah ada dokumen yang melarang Misa tersebut. Atas inisiatif pribadi beliau, terbitlah dokumen yang berjudul Ecclesia Dei yang berisi sikap Kepausan terhadap Mgr. Lefebrve berserta beberapa imam yang ditahbiskan menjadi Uskup tanpa persetujuan Paus, dan perizinan bagi umat beriman yang masih mau menikmati Misa Kudus forma extraordinaria (yang lazim dirayakan sebelum Konsili Vatikan II). Paus juga mendirikan Komisi Ecclesia Dei guna memfasilitasi keinginan umat beriman akan Misa kudus forma extraordinaria. Keinginan pribadi Paus dengan menerbitkan dokumen Ecclesia Dei adalah Semoga komunitas Persaudaraan St. Pius X yang didirikan oleh Mgr. lefebrve bersatu kembali dalam pangkuan Bunda Gereja. Point ke-7 pada dokumen Ecclesia Dei: 

“As this year specially dedicated to the Blessed Virgin is now drawing to a close, I wish to exhort all to join in unceasing prayer that the Vicar of Christ, through the intercession of the Mother of the church, addresses to the Father in the very words of the Son: “That they all may be one!” “(sumber)

Baca lebih lanjut

‘D’OA ‘S’YUKUR ‘A’GUNG = ‘D’UDUK ‘S’AJA ‘A’H

Saudara/i terkasih dalam Kristus Tuhan,

Kehadiran Tuhan Yesus secara nyata dalam rupa roti dan anggur adalah pada saat Doa Syukur Agung, tepatnya saat bagian kata konsekrasi: “terimalah dan makanlah …….”, “terimalah dan minumlah….” diucapkan oleh Imam. Doa Syukur Agung merupakan pusat dan puncak seluruh perayaan, suatu doa syukur dan pengudusan (PUMR No. 78). Umat beriman diikutsertakan dalam doa agung yang disampaikan oleh Imam atas nama umat kepada Allah Bapa, dalam Roh Kudus, dengan perantaraan Yesus Kristus. Secara detail, Doa Syukur Agung mengandung bagian – bagian:

Baca lebih lanjut

Misa Latin Tradisional Tidak Identik Dengan SSPX / Sedevacantis

Fratres,

Barangkali ada yang berpandangan bahwa Misa Latin Tradisional atau dalam dokumen Summorum Pontificum dikenal dengan nama Misa Forma Extraordinaria (bentuk luar biasa) adalah identik dengan Komunitas SSPX atau Sedevacantis?!. Mari kita kenali Misa Forma Extraordinaria ini, siapakah pemiliknya?

Sebelumnya mari kita kenal terlebih dahulu Siapakah SSPX, dan siapakah Sedevacantis?

Baca lebih lanjut

Y.M. Hieronymus Herculanus Bumbun & Misa Forma Extraordinaria

Bermula dari keinginan beberapa umat Katolik yang menginginkan Misa Latin Tradisional hadir di Pontianak. Segala perencanaan dan teknis untuk merealisasikan Misa sudah dirancang, namun semua terhalang suatu hal, yakni mencari Imam yang akan menjadi selebran Misa.

Baca lebih lanjut

SEJARAH ALTAR

Jika kita berkunjung ke Gereja kuno, kita akan mendapati sebuah altar lama (jika tidak dihancurkan) dimana “menuntut” seorang Imam mempersembahkan Misa menghadap ke timur. Mengapa menghadap ke timur?

Walau tradisi ini sudah jarang dipraktekkan pada zaman sekarang, tetapi perlu kita  ketahui juga mengapa dulu umat dan Imam merayakan Misa menghadap ke timur. TERNYATA memiliki landasan perjalanan sejarah dan  teologis!

Baca lebih lanjut

KEAGUNGAN MISA

Misa adalah Ibadat tertinggi Gereja kepada Allah yang Maha Kudus. Gereja tiada henti untuk terus mempersembahkan kurban dalam Liturgi kudus. Liturgi merupakan upaya yang sangat membantu kaum beriman untuk dengan penghayatan mengungkapkan Misteri Kristus serta hakekat asli Gereja yang sejati, serta memperlihatkan itu kepada orang-orang lain, yakni bahwa Gereja bersifat sekaligus manusiawi dan Ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan, penuh semangat dalam kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk kontemplasi, hadir di dunia namun sebagai musafir….. Maka Liturgi sekaligus secara mengagumkan menguatkan tenaga mereka untuk mewartakan Kristus, dan dengan demikian menunjukan Gereja kepada mereka yang diluarnya sebagai tanda yang menjulang diantara bangsa-bangsa( ). Dibawah tanda itu puter-putera Allah yang tercerai berai dihimpun menjadi satu( ), sampai terwujudlah satu kawanan dan satu gembala( ). (SC. 2)

Baca lebih lanjut